Rabu, 04 Juli 2012

bahaya zat pewarna

Bahaya Zat Pewarna menarik  perhatian



D
ewasa ini bahan kimia bukanlah lagi menjadi hal yang aneh dalam penggunaanya sehari-hari, bahkan hal tersebut seperti menjadi keharusan untuk digunakan. Sering tidak kita sadari bahwa dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari ternyata mengandung zat-zat kimia yang bersifat racun. Apalagi keamanan penggunaan zat pewarna sintetis pada makanan masih dipertanyakan di kalangan konsumen.
 Penggunaan bahan zat warna pada makanan harus memenuhi standar nasional dan internasional baik zat warna sintetis maupun alami.
     Berikut adalah contoh zat warna yang  berbahaya yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari :
     Zat Pewarna Sintetis
Dari hasil pengamatan di pasar-pasar ditemukan 5 zat pewarna sintetis yang paling banyak digemari di Indonesia adalah warna merah, kuning, jingga, hijau dan coklat. Dua dari lima zat pewarna tersebut, yaitu merah dan kuning adalah Rhodamine-B dan metanil yellow. Kedua zat pewarna ini termasuk golongan zat pewarna industri untuk mewarnai kertas, tekstil, cat, kulit dsb. dan bukan untuk makanan dan minuman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kedua zat warna tersebut kepada tikus dan mencit mengakibatkan limfoma. Selain itu, boraks, juga merupakan zat pewarna favorit yang sering digunakan oleh produsen makanan.
Selain Rhodamin B dan metanil yellow ada Sunset yellow FCF, Tartrazin, Quinelin,yellow,Fast green FCF, Briliant Blue FCF, Carmoisine, Amaranth, Erythrosine, dan masih banyak lagi contoh zat warna sintetik yang berbahaya untuk kesehatan bila dikonsumsi dalam tubuh.

 Zat pewarna alami, dibuat dari ekstrak bagian-bagian tumbuhan tertentu, misalnya warna hijau dari daun pandan atau daun suji, warna kuning dari kunyit, karena jumlah pilihan warna dari zat pewarna alami terbatas maka dilakukan upaya menyintesis zat pewarna yang cocok untuk makanan dari bahan-bahan kimia. Zat warna alami umumnya aman digunakan dalam pewarna makanan karena sumbernya dari tumbuhan, tapi diera sekarang ini zat warna alami jarng digunakan selain harganya yang relative mahal dan sulit didapat serta kurang praktis, maka konsumen lebih memilih memakai zat warna sintetik tanpa mempertimbangkan lebih matang akibat dari penggunaan tersebut.

Dan yang lebih parah lagi, korban kejahatan diatas adalah anak-anak, sekali lagi “anak-anak” tentu saja, jajanan anak-anak kebanyakan kurang sehat seperti permen,gulali,agar-agar, dls banyak mengandung zat-zat kimia didalamnya selain zat warna yang mencolok dari luar.

       Sumber :

0 komentar:

Posting Komentar